Yang Menjadikanmu Muslim Muwahhid itu bukan Jenggot, Gamis, Celana Cingkrang, Jubah, dan Sorban.



Yang menjadikanmu muslim muwahhid itu bkn jenggot, gamis, celana cingkrang, jubah, dan sorban.

Tapi sejauh mana kamu memahami dan melaksanakan konsekwensi Iman kepada Allah dan kufur kepada thaghut.

Semua yang kamu lakukan menjadi tidak berarti tanpa memahami dan melaksanakan “iman kepada Allah dan kufur kepada thaghut ”
Sebelum semuanya terjadi hakikat makna “Iman kepada Allah dan kufur kepada thaghut ” ini harus terlebih dahulu di hujamkan kedalam hati kaum muslimin dengan kuat.

23 tahun Allah mengutus Rasulullah Di Makkah atau fase Makkah hanya untuk mendakwahkan aqidah “Iman kepada Allah dan kufur kepada Thaghut”. Allah belum mewajibkan shalat lima waktu, puasa, haji, zakat, jihad, jenggot, celana cingkrang dan Allah belum mengharamkan khamer.
Ini berarti mengajarkan metode kepada kita bahwa sebelum masalah furu’iyyah (cabang) di ajarkan wajib mengajarkan masalah ushuliyyah (fundamen), dan ushul terbesar dalam dinul Islam ini adalah “Laa ilaaha illaLlah” atau biasa kita sebut dengan tali simpul Islam terkuat yaitu “Iman kepada Allah dan kufur kepada thaghut “, hal ini dikarenakan agar umat tidak tersibukkan dengan masalah furu’iyyah dan meninggalkan ushuliyyah.
Masalah furu’iyyah dibangun diatas ushuliyyah yang kuat, sehingga amalan furu’iyyah tidak dipertentangkan dengan ushuliyyah.

Metode ini yang saat ini di lupakan atau sengaja di tinggalkan oleh para dai, mereka merayu umat dengan amalan-amalan furu’iyyah agar terkesan nyalaf dan nyunnah, namun meninggalkan metode salaf dan sunnah.
Sehingga berakibat fatal, umat lebih besar perhatiannya kepada amalan furu’iyyah seperti semangat mengamalkan sunnah jenggot, tidak isbal, gamis, jubah yang dianggap cukup mewakili dakwah salafiyah namun tidak faham Laa ilaaha illallah secara kaffah. Kepada siapa harus loyal dan kepada siapa harus berlepas diri.

Maka pesan kepada para ahli ilmu, dai, ustadz dan aktivis dakwah, takutlah kepada Allah dari menyembunyikan ilmu.Dibunuhnya kamu, dipenjarakannya kamu karena menyampaikan kebenaran itu lebih ringan daripada kamu sembunyikan kebenaran dan diikuti umat islam dalam ketersesatan dakwahmu.

Saat ini umat sedang dihadapkan pada problem maha fatal, akibat ulah ulama’ yang tidak menyampaikan apa yang seharusnya di sampaikan.
Kejahilan akan Laa ilaaha illaallah berakibat pada status seseorang Mukmin atau kafir.

Maka daripada kamu dituntut pengikut mu diakhirat kelak karena menyembunyikan sesuat yang vital ini, lebih baik sampaikan secara kaffah dan jelas, jangan mengkaburkan lagi makna Laa ilaaha Illa Allahu.
Jelaskan siapa Allah, dan siapa thaghut.
Sampaikan Al-Wala’ dan Al-Baro’ yang saat ini mulai menghilang dari mimbar2, majelis ta’lim, kajian dll.

@Rayyati Su’ud